MENAKAR PELUANG LINGGO ASRI SEBAGAI PUSDIKLATCAB PRAMUKA KABUPATEN PEKALONGAN


Oleh : Dzakiron
Sekretaris I
Gerakan Pramuka Kwarran Paninggaran Kabupaten Pekalongan


Obyek wisata Linggo Asri di Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan menjadi satu diantara 11 tujuan pariwisata di Jawa Tengah yang memperoleh bantuan dari pemerintah pusat sebagai bagian dari persiapan program Visit Jateng Year 2013. Dengan total anggaran 50 miliar, masing-masing lokasi akan memperoleh antara 4-9 miliar (Suara Merdeka, 5 Juli 2011).
Membaca berita tersebut, sebagai warga tetangga kecamatan serta hampir setiap minggu melintas di depan lokasi, penulis membayangkan hiruk pikuknya pengembangan yang akan dilakukan dalam ikut mendukung target pencapaian Visit Jateng Year 2013 sebanyak 25 juta wisatawan nusantara dan 500.000 wisatawan asing.


Salah satu potensi wisatawan lokal yang patut untuk dibidik adalah pelajar dari SD-SMA, yang berjumlah 148.889, yang terdistribusikan pada 653 SD/MI, 123 SMP/MTs, 27 SMA/MA, dan 25 SMK (www.pekalongankab.dapodik.org, diakses pada 6/7). Dengan kata lain, anggota pramuka yang tersebar di semua sekolah di wilayah Kabupaten Pekalongan adalah calon-calon wisatawan lokal potensial. Tentu saja termasuk pembina pramuka, guru dan tenaga kependidikan, serta orang tua.
Sejak ditandatanganinya nota kesepahaman antara Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kabupaten Pekalongan dengan PT Perhutani KPH Pekalongan Timur pada tahun 2005 tentang Bumi Perkemahan (Buper) Linggo Asri, beragam kegiatan telah dilakukan. Frekuensi paling tinggi adalah kegiatan perkemahan, yang diikuti oleh pramuka penggalang dan penegak pandega.
Selain peserta dan pendamping, perkemahan pun turut diramaikan oleh orang tua yang mengunjungi putra-putrinya. Juga penonton. Teorinya, semakin banyak pengunjung, semakin tinggi pula perputaran rupiah di lokasi wisata yang beberapa tahun belakangan mencoba eksis sebagai outbond centre tersebut.
Menurut penulis, salah satu optimalisasi potensi wisatawan pramuka tersebut adalah dengan mengembangkan Buper Linggo Asri menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Cabang atau Pusdiklatcab.
Sesuai dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 179 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan  Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka  Tingkat Cabang, Pusdiklatcab merupakan bagian integral dari Kwartir Cabang yang berfungsi sebagai wadah dan pelaksana pendidikan dan pelatihan kepramukaan guna meningkatkan jumlah dan mutu anggota Gerakan Pramuka.
Tugas Pusdiklatcab, dalam bab II SK tersebut, adalah menjabarkan kebijakan  pendidikan dan pelatihan kepramukaan yang ditetapkan oleh Kwartir Cabang dan Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan kepramukaan.  Sedangkan fungsi Pusdiklatcab adalah menjabarkan dan melaksanakan program Kwartir Cabang Gerakan Pramuka di bidang pendidikan dan pelatihan kepramukaan; memasukkan materi pendidikan muatan lokal yang dapat mendukung dan meningkatkan proses pendidikan dan pelatihan; meningkatkan kualitas dan kompetensi pelatih serta pembina Pramuka (Pembina);  meningkatkan kualitas materi, metode, dan sarana pendidikan dan pelatihan; dan menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan kepramukaan.
Melalui Pusdiklatcab, segala kegiatan pendidikan dan pelatihan pramuka dapat diorganisir sedemikian rupa sehingga sistematis dan berkelanjutan untuk tingkat Penggalang, Penegak Pandega, Saka, dan Pembina. Potensi peserta yang sedemikian besar penulis yakini juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pelaku usaha yang jeli untuk membidik pasar baru maupun memperluas pangsa pasar. Ini berarti, penyelenggaraan kegiatan dalam Pusdiklatcab berpeluang besar merangkul sponsor. Di tingkat Kwarran Paninggaran, beberapa kegiatan yang diselenggarakan Kwarran dan DKR Paninggaran maupun kerjasama dengan organisasi lain, juga berhasil menarik minat beberapa sponsor lokal seperti dealer sepeda motor dan operator seluler, seperti yang dipublikasikan Suara Merdeka pada akhir tahun 2010.

Sumber Dana
Darimana sumber dana pembangunan (atau pengembangan) Pusdiklatcab tersebut, selain dari kontribusi anggota? Pertama, dari dana APBN dan APBD. Kedua, dana pihak ketiga. Dana Corporate Social Responsibility/CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan dapat dibidik. Bila pola sharing yang ditawarkan benar-benar dapat meyakinkan pelaku usaha untuk menanamkan investasi pada pengembangan Pusdiklatcab, tidak mustahil dana tersebut menjadi penopang utama. Selain tidak membebani APBN/APBD, pengelolaaan Pusdiklatcab dimungkinkan akan lebih profesional.
Momentum dana pembenahan Linggo Asri dalam kerangka besar Visit Jateng Year 2013 sepatutnya dapat dimanfaatkan untuk penyusunan konsep pengembangan Pramuka Kabupaten Pekalongan. Meski tak terkait langsung dengan dana tersebut, paling tidak, konsep dasar pembenahan Linggo Asri tetap membuka peluang bagi pengembangan Buper sebagai Pusdiklatcab yang komprehensif, ramah teknologi, dan berdaya jual tinggi, di masa mendatang. Semoga.

Dipersembahkan untuk Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka ke-50, 
14 Agustus 2011.
Satu Pramuka untuk Satu Indonesia, 
Jayalah Indonesia

Artikel Terkait



  • Digg
  • Delicious
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar

    Next previous home