Efektifitas Buku Panduan Ramadhan

Jika dibandingkan dengan zaman saya masih duduk di bangku SD dahulu, buku panduan Ramadhan ini, secara materi dan daftar isi tidak banyak perubahannya, secara umum masih terlihat sama, diantaranya memuat materi tentang Ramadhan, mulai dari pengertian puasa, niat puasa, rukun puasa, dan amalan yang dianjurkan selama Ramadhan, materi itu diperkuat dengan dalil-dalil yang ada, dengan bersumber dari ayat Al Qur’an dan hadist Nabi Muhammad SAW.

Saya menilai, terobosan yg dibuat oleh kementerian agama melalui guru agama Islam tersebut, tentu cukup positif. Minimal jika materi dalam buku panduan tersebut dibaca, dipahami dan diamalkan dengan sungguh-sungguh oleh siswa, tentu akan besar manfaatnya.
Persoalannya, apakah fungsi buku panduan kegiatan ini apakah sudah diamalkan dengan baik?, dari pantauan saya setiap tahun, dan dibanyak lokasi masjid yg saya singgahi pada malam Ramadhan, ketika melaksanakan salat tarawih. Ternyata kontrol terhadap penggunaan buku ini masih kurang, dugaan saya barangkali lemahnya arahan atau bimbingan yg diberikan oleh guru pada muridnya.

Beberapa anak yg saya jumpai mengaku, mereka hanya diperintah guru tanpa adanya arahan yang jelas bagaimana mengaplikasikan buku ini dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, salat tarawih setiap malam Ramadhan, selalu diwarnai keributan suara bising anak-anak.
Persoalan lainnya, adanya dampak dari luar, atau lingkungan masyarakat, berupa maraknya penjualan mercon, bunyi mercon yg memekakkan telinga ini sangat mengganggu kenyamanan dan kekhusyukan ibadah umat Islam.

Sangat disayangkan, buku panduan ni seharusnya sebagai kontrol evaluasi diri bagi setiap anak. Sebab dalam buku panduan ini memuat sejumlah kolom absensi puasa, salat fardhu dan tarawih, tadarus, serta ringkasan ceramah malam tarawih dan solat jum’at.

Melihat fungsi dan tujuan yang ada pada buku ini, jika benar-benar diaplikasikan oleh setiap anak tentu saja tidak ternilai harganya dibanding harganya yang tidak begitu mahal untuk kebutuhan moral dan akhlak anak.

Sementara itu bagi para orang tua atau wali siswa terhadap pemanfaatan buku panduan kegiatan Ramadhan yang ada pada siswa juga masih lemah. Padahal dengan buku tersebut, para orang orang tua, bisa mengawasi dan mendidik anak dalam rangka melatih dan meningkatkan ibadah amaliah anak.

Orang tua, yang memiliki anak tidak saja betugas membesarkan anaknya, hingga besar. Namun lebih dari itu untuk mendidik anak menjadi orang beriman, anak yang soleh ber akhlak mulia, serta bertaqwa.

Semoga dengan meningkatnya kesadaran para guru agama, para orang tua, dan terkhusus bagi anak, kedepannya ibadah pada setiap hari bulan Ramadhan, bisa lebih dihidupkan lagi.

Sumber: kompasiana

Artikel Terkait



  • Digg
  • Delicious
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar

    Next previous home