Filosofi Truk Sampah

Seberapa sering Anda membiarkan orang lain mengubah mood Anda?
Apakah Anda membiarkan supir bemo yg sembrono, pelayan yg kasar, bos yg emosi, atau rekan kantor yg gak berperasaan --- menghancurkan hatimu? Terkecuali klo Anda adalah robot; mungkin tanpa sadar seringkali Anda membalas memaki/memarahi mereka.

Namun, CIRI KHAS dari orang yg sukses adalah seberapa cepat dia dapat kembali dia berfokus pada apa yg penting.


16 tahun yg lalu saya mendapat pelajaran ini.
Saat itu saya lagi berada di dalam sebuah Taxi, sopir Taxi mengemudi dg baik dan berada pada jalur yg benar... NAMUN TIBA-TIBA, sebuah mobil hitam mendadak melesat muncul di hadapan kami. Supir Taxi langsung menginjak rem mendadak.., agak tergelincir sedikit dan hampir saja menabrak/ditabrak mobil hitam tsb (tinggal beberapa inchi saja). Ukhh...

Pengemudi mobil hitam tsb mengeluarkan kepalanya dari mobil dan mulai berteriak kata-kata kasar pada kami. Sopir Taxi hanya tersenyum dan melambaikan tangan (dg perlahan2) kepada orang tsb.

Saya heran dan kemudian bertanya pada sopir Taxi, 'Mengapa Anda tersenyum? Orang tadi hampir merusak mobilmu.. Kita hampir celaka dan bisa masuk rumahsakit gara2 dia!!'

Dan inilah yg dikatakan Sopir Taxi (baca di bawah) --- yg kemudian ku-sebut sebagai 'The Law of Garbage Truck.' ('Hukum Truk Sampah')

'Banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan dg penuh sampah, penuh dg frustasi, penuh amarah, dan penuh dg kekecewaan. Dan ketika sampah2 mereka mulai menumpuk, mereka perlu tempat untuk membuangnya.
Dan tanpa Anda sadari, mereka akan membanjiri sampah2 tsb pada Anda. Bila seseorang ingin membuang sampah pada Anda, jangan diambil hati (jangan disimpan dalam hati). Anda hanya perlu tersenyum, melambaikan tangan, dan berharap mereka cepat pulih (membaik), dan Anda tetap melanjutkan pekerjaan Anda.
Hati Anda akan senang setelah melakukannya.'

Jadi karena hal ini: 'The Law of Garbage Truck' ('Hukum Truk Sampah').
Saya mulai berpikir, seberapa sering saya biarkan 'Truk Sampah' mempengaruhi saya? Dan seberapa sering saya ambil sampah dan mereka menularkannya kepada orang lain di tempat kerja/rumah/ jalanan? Saya pun berjanji, 'Saya tidak akan melakukannya lagi.' Saya mulai melihat 'truk sampah'.

Ketika melihat orang yg lagi frustasi/marah2 tanpa sebab..., Nah, sekarang 'Saya melihat Truk Sampah.' Saya melihat mereka sedang membawa beban. Saya melihat mereka datang untuk menumpahkannya. Dan seperti Supir Taxi tadi, saya tidak akan memasukkan ke hati (I don't make it a personal thing), saya hanya akan tersenyum, melambaikan tangan, berharap mereka bisa cepat pulih (membaik), dan saya tetap melanjutkan pekerjaanku.

Salah satu pemain football favoritku (Walter Payton) melakukan ini setiap hari di lapangan sepakbola. Walau digasak/di-sikut (di-tackle), dia akan segera bangkit berdiri dan beraksi lagi. Ia tidak pernah tetap diam di tanah untuk ditimpa oleh yg lain-lainnya. Payton telah siap untuk melakukan yg terbaik utk aksi berikutnya.

Pemimpin yg bagus -- tahu mereka harus siap untuk pertemuan berikutnya...
Semua orangtua tahu bahwa mereka harus menyambut anak-anak (yang pulang sekolah) dg pelukan dan ciuman.
Pemimpin dan orangtua mengetahui bahwa mereka harus siap memberikan moment yg terbaik untuk orang2 yg mereka kasihi, dgn senyum dan sikap hati yg terbaik (dan tidak membiarkan oranglain mempengaruhi/merusak mood mereka).

Orang yg berhasil --- tidak pernah membiarkan 'Truk Sampah' mengambil alih mereka.

Bagaimana dg Anda?
Apa yg akan terjadi dalam hidup Anda, mulai hari ini, jika anda membiarkan 'Truk Sampah' melewati anda?

Ini tebakanku: Anda akan bahagia.
Hidup terlalu singkat untuk bangun di pagihari dg penyesalan...
Jadi ..
Cintai orang-orang yg memperlakukan Anda dg baik.
Dan lupakan hal-hal tentang orang-orang yg tidak berperilaku baik pada Anda.

Life's too short to wake up in the morning with regrets,
so love the people who treat you right. Forget about the ones who don't.


Sumber: Kisah Inspiratif

Artikel Terkait



  • Digg
  • Delicious
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar

    Next previous home