BUKALAH PINTU DAN LIHATLAH SEKITARMU, NAK.....


Bukalah Pintu dan Lihatlah Sekitarmu, Nak.....

Lihatlah semut kecil yang beriringan dan senantiasa berkelompok, yang ada di setiap sudut rumahmu. Lihatlah bagaimana mereka membangun hidup dan kehidupannya. Lihatlah bagaimana mereka tak diam dengan kesendiriannya. Dekatilah agar bisa lebih jelas kau tatap bagaimana mereka bekerja sama.

Meski aku dan kamu tak paham bahasa semut, kau akan tahu, bahwa mereka sangat kompak dalam bekerja sama. Tim. Ya, itu kuncinya. Kau tak hidup sendiri. Kau, dan aku, hidup bersama dengan banyak orang lainnya. Dengan banyak kepala dan isinya. Dengan banyak kemauan dan pendapatnya. Dengan banyak tuntutan dan aturannya. 

Dan di antara banyak perbedaan itu, aku, kamu, dan mereka, memiliki persamaan: keinginan diperlakuan adil. Karenanya, selalulah tanyakan dirimu, bagaimana kau ingin diperlakukan. Bila sakit kau rasa saat kau cubit tanganmu, maka jangan lakukan itu pada orang lain.

Bukalah Pintu dan Lihatlah Sekitarmu, Nak.....

Lihatlah dedaunan yang terhampir di halaman rumah, dan sejauh kau memandang. Lihatlah warnanya, Nak. Dekatilah agar bisa kau cermati. Apa saja yang kau lihat? Hijau? Hanya hijau? Atau ada hijau muda, hijau tua? Atau bahkan ada hijau yang sulit kau sebutkan? Bandingkan beberapa di antaranya. Sama-sama hijau, tapi tak serupa, bukan? Belum lagi yang merah, biru, kuning, coklat, dan banyak lagi. 

Masih di dedaunan yang sama, apa lagi yang kau lihat? Tak ada? Yakin? Bagaimana kalau sekarang kau fokus pada bentuk daunnya? Berapa bentuk yang kau dapati? Bulat, oval, memanjang, apalagi? Banyak, 'kan?

Belum lagi dengan bunganya. Belum lagi dengan bentuk akarnya. Juga manfaatnya bagi manusia. Kalau kuminta kau mencatatnya dalam buku, sepertinya satu bulan tak akan cukup. Itu baru dedaunan yang ada di depan rumah dan sekitar rumah kita, belum yang kita dapati sepanjang perjalanan menuju sekolahmu, di sekitar sekolahmu, sekitar rumah Eyang, dan sebagainya. 

Banyak, 'kan? Sangat banyak. Lebih dari cukup untuk menjadi bahan pembicaraan sepanjang minggu, sepanjang bulan, bahkan sepanjang tahun dengan temanmu. Itu lebih bijak daripada membicarakan aib orang lain, apalagi mengumbar aib sendiri.

Bukalah Pintu dan Lihatlah Sekitarmu, Nak.....

Cobalah diam sesaat agar telingamu bisa menangkap aneka suara di sekitarmu. Suara angin, gemercik air, gesekan daun, kicauan burung, deru mesin, lengkingan knalpot, ....... Apa lagi? Banyak? Atau terlalu banyak untuk disebutkan? 

Dan saat kau lihat TV, dengarkan suara yang bisa kau tangkap. Fokuslah pada dialog sinetron, presenter yang membacakan berita, dan sejenisnya. Berapa kosa kata yang bisa kau catat? Banyak? Atau terlalu banyak juga untuk dicatat?

Banyak kosa kata yang kita dengar setiap waktu, setiap hari. Tak perlu kau simpan semua di kepalamu. Saringlah ia dengan hatimu, dan keluarkan dengan hati. Dengan hati? Ya, agar bisa kau rasakan juga andaikata perkataan yang sama ditujukan padamu. Ribuan, bahkan jutaan kosa kata bisa kau ucapkan, atau kau tulis di media sosial. Tapi tak semua akan nyaman di mata, nyaman di telinga, dan nyaman di hati. Mulut (dan isi kepala) kita hampir sama dengan mulut botol minuman, teko, termos, dan bentuk lainnya dari tempat penyimpanan air, yang tak pernah berbohong. Bila ke dalamnya kau isi teh, maka saat kau tuang, ia akan mengeluarkan teh. Begitu juga saat kau tuang ke dalamnya kopi atau susu. Artinya, bila saat kau tuang ia mengeluarkan teh, bisa dipastikan di dalamnya berisi teh. Juga yang lainnya. Maka, saat mulutmu mengeluarkan kosa kata bertabur dusta, dengki, kebencian, dan ragam kalimat-kalimat sampah yang tidak ada secuilpun kebaikan serta manfaat di dalamnya, atau bahkan hanya meninggalkan goresan pedih dan luka di telinga yang mendengarnya atau mata yang membacanya, itu pertanda kepalamu hanya berisi sampah-sampah busuk.

(Disambung lain waktu ya, Nak. Sudah lewat tengah malam. Selamat mimpi indah)

Artikel Terkait



  • Digg
  • Delicious
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar

    Next previous home