Pertolongan Pertama Pada Anak Keracunan

Keracunan bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja, termasuk pada anak. Pengertian keracunan sendiri bisa dua. Ada bahan beracun yang memasuki tubuh, atau karena menkonsumsi  makanan tertentu yang memberi reaksi penolakan tubuh, atau yang dikenal sebagai keracunan makanan. Apa yang perlu dilakukan kalau keracunan sampai terjadi, mari kita membahasnya di sini.


PADA usia manakala anak mulai mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya, bahaya keracunan lebih besar kemungkinannya untuk terjadi. Saat anak sudah bisa berjalan, mengambil, memegang, lalu menelannya ia belum menyadari bahayanya.

Peringatan jangan sembarang taruh bahan berbahaya yang dapat dijangkau anak adalah upaya penting mencegah agar risiko anak keracunan dibuat minimal. Termasuk di mana obat dan bahan kimiawi rumah tangga selayaknya ditaruh agar jauh dari jangkauan anak.

Segera Dimuntahkan
 
Apa pun bahan beracun yang anak telan, tingkat bahayanya ditentukan oleh seberapa banyak bahan tersebut ditelan, dan seberapa cepat bahan beracun diserap oleh tubuh. Makin banyak bahan beracun tertelan, dan makin cepat ia diserap tubuh, makin tinggi derajat bahaya keracunannya. Apa pun jenis racunnya, harus dilakukan pertolongan secepatnya. Makin cepat ditolong, makin kecil kemungkinan akibat terburuk dapat terjadi.

Yang dapat dan segera dilakukan begitu kedapatan anak menelan bahan beracun, upayakan agar anak bisa memuntahkan kembali apa yang ditelannya selekas mungkin. Upaya membuat anak muntah, antara lain dengan cara menyentuh anak-tekak (di pangkal tenggorok) dengan ujung jari telunjuk. Kita tahu daerah itu bagian sensitif untuk membangkitkan dorongan muntah. Biasanya cara itu membuahkan hasil.

Begitu anak muntah, diharapkan seluruh bahan kimia beracun akan keluar seluruhnya. Tergantung berapa lama saat memuntahkan itu berlangsung, bahan beracun apakah masih bisa keluar utuh, atau sudah diserap lambung sebagian.  Maka sekali lagi, pertolongan harus sesegera mungkin karena berpacu dengan waktu.
Kalau dengan cara memasukkan ujung telunjuk ke pangkal tenggorokan tidak membuahkan hasil, dapat dilakukan meminumkan anak dengan putih telur mentah. Bau amis telur bisa merangsang bangkitnya muntah juga. Baru bila kedua cara itu tidak membuahkan hasil, anak harus segera dilarikan ke rumah sakit, atau puskesmas terdekat.

Hal lain yang perlu diperhatikan ialah:
  • Memasukkan sesuatu kedalam mulut untuk merangsang muntah misal dengan telur mentah, susu dsb. Hanya untuk anak harus dalam sadar (bangun) tidak seperti terkantuk, mabok atau pingsan. Ini dapat menghindari masuknya makanan/ minuman kedalam paru-paru anak.
  • Untuk menghindari cairan muntah masuk paru-paru, miringkan kepalanya jika anak berbaring. Cara lain, bungkukkan badan anak, namun kepalanya jangan tertunduk (jauhkan dagu dari dada), agar cairan muntah tidak masuk hidung; ini penting agar saluran napasnya tak terhalang. 
  • Selain pertolongan pertama di rumah, jangan menunda ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang  lebih baik.
Mencatat bahan beracunnya
 
Sebisa mungkin mencatat bahan beracun apa yang sudah anak telan ketika meminta bantuan dokter, atau rumah sakit. Hal ini diperlukan untuk memilih tindakan memberikan penawar racunnya (antidote).
Bahan karbol, lisol, minyak tanah, obat nyamuk cair, tentu bisa dideteksi dari aromanya. Tidak demikian halnya bahan beracun yang tak berbau, seperti obat sirop, atau menelan pil. Sikap kita, berikan anak lebih banyak minum air putih.

Kalau masih ada sisa bahan beracun yang dicurigai sudah anak telan, bawa dan perlihatkan kepada dokter atau pihak rumah sakit. Selain untuk mengetahui jenis bahan beracunnya, juga dapat dihitung berapa banyak bahan itu sudah ditelan.

Tentu saja berbeda antara bahan beracun yang umumnya berupa bahan kimia yang tak layak diminum.  Kendati bersifat tidak laik ditelan, namun tingkat racun dalam arti mengganggu tubuh berbeda dengan bahan kimiawi yang memang bersifat mematikan (fatal).

Mencegah bahaya keracunan
 
Jauh lebih penting melakukan upaya pencegahan agar kejadian keracunan di rumah tangga tidak sampai terjadi. Pertama, letakkan semua bahan kimia beracun termasuk obat-obatan, baik obat luar (berlabel hitam atau biru), maupun obat yang ditelan (oral) pada tempatnya, yakni lemari obat. Posisikan lemari obat tidak terjangkau oleh anak, dan terkunci.

Keliru meletakkan botol karbol, lisol, dan semua bahan pembersih, termasuk sabun colek, sabun bubuk, serta deterjen di atas lantai di bawah meja, atau samping lemari. Dapat mudah diraih anak yang sedang belajar merangkak atau sudah pandai berjalan.
 
Kedua, semua bahan kimia dalam rumah tangga sebaiknya diberi label yang jelas, supaya tahu apa isinya. Menukar wadah tanpa memberi label bisa membahayakan karena berisiko tertelan tanpa disengaja. Memindahkan air aki (H2SO4) berwarna jernih yang bersifat korosif keras ke dalam botol bekas air mineral, dapat disangka air minum. Semoga bermanfaat.
 
Sumber: Sahabat Nestle

Artikel Terkait



  • Digg
  • Delicious
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar

    Next previous home