Kisah Nasrudin dan Penggembala Kambing

Suatu hari datanglah seorang tetangga kepada Nasruddin Hoja, ia mengeluh tentang rumahnya yang sempit sehingga ia sangat merasa bosan dan jenuh, berkatalah ia pada Nasruddin: "Wahai mullah.. aku sangat jenuh untuk tinggal di rumah, aku seperti tinggal di neraka saja. Rumahku terlalu sempit untuk kami tempati berdua bersama istriku, bisakah anda membantu saya..?" kata tetangganya itu.


Sambil diam berpikir sejenak Nasruddin menjawab: "Kamu peliharalah dua ekor kambing dalam rumahmu, setelah seminggu, kau datanglah kemari".

Setelah mendapat jawaban dari sang mullah ahirnya tetangganya pulang untuk memelihara dua ekor kambingnya ke dalam rumah.

Seminggu kemudian sang tetangga datang lagi kepada Nasruddin. "Wahai mullah aku sudah pelihara dua ekor kambing dalam rumahku, mengapa aku masih merasa jenuh..?".

"Kau tambahlah dengan dua ekor kambing lagi " jawab Nasruddin.

Puas dengan jawaban sang mullah, ahirnya sang tetangga pulang.

Keesokan harinya tetangganya datang lagi dengan agak sedikir marah, "Wahai mullah.. aku sudah pelihara empat ekor kambing di dalam rumahku, tapi aku malah merasa seperti hidup dalam neraka, rumahku tambah sempit, istriku tiap hari marah-marah ".

Sambil mengangguk-angguk Nasruddin menjawab: "Kau tambahlah dua ekor lagi".

Pulang dengan sedikit kesal, ahirnya tetangganya itu memelihara dua ekor kambing lagi ke dalam rumahnya, sehingga genap jumlahnya enam ekor kambing. Tapi tak sampai sehari tetangganya kembali lagi kepada Nasruddin sambil marah-marah,  "Wahai mullah, aku sudah tak sanggup lagi untuk tinggal di rumah, sekarang aku benar-benar hidup dalam neraka, mending aku mati saja ".

"Sekarang kau pulanglah, keluarkan semua kambing-kambing yang ada dalam rumahmu, " jawab Nasruddin.

Pulanglah sang tetangga dengan perasaan kesal dan kecewa, hari itu ia mengeluarkan semua kambing-kambing yang ada dalam rumahnya. Keesokan harinya ia kembali lagi kepada Nasruddin.

"Wahai mullah aku sangat berterima kasih padamu, aku sudah mengeluarkan kambing-kambingku. Sekarang rumahku lebih luas dan istriku sudah tak marah-marah lagi, rumahku seperti surga," kata tetangganya puas.

Nasruddin hanya tersenyum sambil berkata: "Sebenarnya yang sempit itu bukanlah rumahmu melainkan hatimu. Rumahmu masih tetap seperti yang dulu, sempitnya hidup itu karena HATI tidak bisa menerima dengan lapang dada setiap apa yang ada pada diri kita.

Semua apa yang telah Tuhan berikan kepada kita, jika kita pandai bersyukur maka kita tak akan merasa lebih meski sebenarnya kurang. Kita akan merasa bahagia meski sebenarnya menderita. Kita akan merasa tenang meski pikiran kita sebenarnya sedang kalut.

Dan jika kau selalu bersyukur maka syurga akan selalu bersemayam di HATI mu. Itulah apa yg pernah Tuhan janjikan kepada manusia.

Sumber: Cerita Nilai Kehidupan

Artikel Terkait



  • Digg
  • Delicious
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar

    Next previous home