Manusia yang Selamat dari Kerugian

Ustaz Muhammad Halabi

Hari ini, Jumat yang penuh berkah,  insyaallah. saya memulai aktivitas dengan berwudhu kemudian merebus air dan shalat subuh+qobliyahnya.  Setelah itu saya minum air hangat lalu menulis catatan ini.

Dari jendela kamar di flat b/4 apartemen ini tampak aktivitas pagi warga Hongkong yang lalu lalang di sekitar Jardine Bazzar no 32, Causeway Bay, masih lengang. Baik yang berangkat kerja dengan menggunakan transportasi massal, seperti MTR,  Mini Rail Trem,  Bus Tenteng, dan Taksi, maupun pula yang bersiap membuka toko dan kantor.


Aktivitas warga biasanya dimulai pukul 07.00 pagi sampai pukul 00.00 malam hari. Untuk hari ini dan besok sepertinya tidak ada jadwal mengisi pengajian atau aktivitas dakwah lainnya, tetapi hari ahad ada dua jadwal taklim, dari jam 10.00 sampai jam 17.00 WHK.

Setelah mandi dan sarapan, saya bersiap-siap untuk shalat Jumat. Ternyata dugaan saya bahwa tidak ada aktivitas dakwah hari ini, meleset. Pihak KJRI melalui ust Firdaus, sekretaris PCINU Hong Kong meminta untuk menjadi Imam dan Khatib.

Dalam khutbah itu saya menyampaikan surat al-‘Ashr. Allah Ta’ala berfirman,

وَالْعَصْرِ،  إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ، إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).

Allah bersumpah dengan al ‘ashr, yang dimaksud adalah waktu atau umur. Karena umur inilah nikmat besar yang diberikan kepada manusia. Umur ini yang digunakan untuk beribadah kepada Allah. Karena sebab umur, manusia menjadi mulia dan jika Allah menetapkan, ia akan masuk surga.

Manusia Benar-Benar dalam Kerugian. Kerugian di sini adalah lawan dari keberuntungan. Yang pertama, kerugian mutlak yaitu orang yang merugi di dunia dan akhirat. Ia luput dari nikmat dan mendapat siksa di neraka jahim.

Yang kedua, kerugian dari sebagian sisi, bukan yang lainnya. Allah mengglobalkan kerugian pada setiap manusia kecuali yang punya empat sifat: (1) iman, (2) beramal sholeh, (3) saling menasehati dalam kebenaran, (4) saling menasehati dalam kesabaran.

Beriman kepada Allah tidak diperoleh kecuali dengan ilmu. Di dalam iman harus terdapat perkataan, amalan dan keyakinan. Keyakinan (i’tiqod) inilah ilmu. Karena ilmu berasal dari hati dan akal. Jadi orang yang berilmu jelas selamat dari kerugian.

Jadi orang yang selamat dari kerugian yang pertama adalah yang memiliki iman. Kedua Mereka yang Beramal Sholeh, yakni yang melakukan seluruh kebaikan yang lahir maupun yang batin, yang berkaitan dengan hak Allah maupun hak manusia, yang wajib maupun yang sunnah.

Ketiga adalah mereka yang Saling Menasehati dalam Kebenaran. Yang dimaksud adalah saling menasehati dalam dua hal yang disebutkan sebelumnya. Mereka saling menasehati, memotivasi, dan mendorong untuk beriman dan melakukan amalan sholeh.

Keempat adalah Mereka yang Saling Menasehati dalam Kesabaran yaitu saling menasehati untuk bersabar dalam ketaatan kepada Allah dan menjauhi maksiat, juga sabar dalam menghadapi takdir Allah yang dirasa menyakitkan.

Karena sabar itu ada tiga macam: (1) sabar dalam melakukan ketaatan, (2) sabar dalam menjauhi maksiat, (3) sabar dalam menghadapi takdir Allah yang terasa menyenangkan atau menyakitkan.

Kesimpulannya, manusia yang sukses adalah yang selalu menjaga hubungan baik dengan Allah dan menjaga hubungan baik dengan makhluk.

Itulah di antara isi khutbah yang saya sampaikan.

Ustaz Muhammad Halabi, Da'i Ambassador TIDIM LDNU

Sumber: Republika

Artikel Terkait



  • Digg
  • Delicious
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar

    Next previous home