Antusias dalam Kebaikan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Arifin Ilham

"Dan bagi setiap orang ada memiliki arah yang dituju ke arah mana dia menghadapkan wajahnya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS al-Baqarah: 148). Ayat ini meminta kita supaya tegak dan teguh (baca: istiqamah) dalam melakukan kebaikan. Tentu tidak sekadar istiqamah, tetapi terus berupaya untuk saling mengungguli dan mengikhtiarkan diri menjadi pemenang dalam meniti kebaikan.

Saat kita berada di depan dalam kebaikan, percayalah bahwa kita sedang berjalan menuju tempat orang-orang terbaik. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk." (QS al-Bayyinah [98]: 7).

Suatu ketika para sahabat yang kurang mampu mengeluh di hadapan Rasulullah SAW. "Ya Rasulullah, sebagaimana kami melakukan shalat, seperti itulah orang-orang kaya melakukan shalat. Kami berpuasa, mereka yang kaya pun juga berpuasa. Kami ikut berjihad, mereka sama juga ikut berjihad. Namun, ya Rasulullah, ada pekerjaan lebih yang mereka kerjakan. Mereka memberikan sedekah di mana kami yang karena ketidakmampuan kami tidak dapat melakukan itu. Beritahukanlah kepada kami suatu hal yang dengan melakukan itu kami dapat menutupi kekurangan itu."

Beliau SAW bersabda, "Setiap selesai shalat, bacalah subhanallah 33 kali dan 33 kali alhamdulillah dan 34 kali Allahuakbar." Sahabat papa ini sangat gembira bahwa kini ia punya kesempatan untuk mengungguli kebaikan-kebaikan filantropis para hartawan. Mereka mulai mengamalkan sesuai dengan cara ini, tetapi sesudah beberapa hari, orang-orang kaya juga mengetahui akan cara ibadat seperti itu dan mereka juga mulai membaca tasbih dan pujian seperti itu.

Akhirnya, sahabat Nabi yang haus kebaikan ini kembali mengeluh di hadapan Rasulullah SAW bahwa orangorang kaya pun kini mulai melakukan amal yang sama juga dan mereka menyusulnya. Dan Nabi pun menutup nasihat bijaknya, "Apabila Allah memberikan taufik kepada seseorang untuk melakukan kebaikan maka bagaimana saya bisa mencegahnya?"

Amazing! Perhatikanlah bagaimana para sahabat demikian semangatnya berlomba-lomba dalam kebaikan. Dari kalangan pebisnis, hartawan, dan yang tak berpunya sekalipun berusaha untuk selalu unggul dalam kebaikan. Kemudian, perhatikanlah bagaimana Allah menghargai kebaikan-kebaikan mereka, baik secara personal sebagai individu maupun berjamaah atau keduaduanya. "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan." (QS ar-Rahman [55]: 60). Wallahu a'lam.
Sumber: Republika

Artikel Terkait



  • Digg
  • Delicious
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar

    Next previous home