CORETAN KECIL AKHIR TAHUN

#WisataRuhani Pernah makan siang dengan iringan musik berbagai genre? Hanya ada di kafe dan tempat-tempat mahal lainnya? Lupakan dulu bayangan tersebut.
Kemarin siang, 28 Desember 2017, saya menikmati makan siang seharga Rp 14.000 dengan iringan musik. Menunya? Seporsi mie ayam, 4 buah gorengan, dan segelas kopi hitam. Kok murah? Hoax, bukan? Di mana tempatnya? Di Terminal Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Di depan saya, penjual mi ayam berbaris rapi dengan penjual gorengan+minuman, sedangkan di sebelah kiri ada banyak penjual lainnya. Dan narasumber musik tepat di belakang saya: penjual VCD. Karena berbarengan dengan hari pasaran Pahing dimana pasarnya hanya berjarak sekitar 50 meter, geliat dan aktifitas sibukpun masih sangat terasa. Sembari duduk menikmati hidangan, setidaknya tiga hal saya potret di lokasi tersebut: -Kerja sama. Penjual gorengan dan minuman berdampingan dengan penjual mi ayam. Kadang saat salah satu penjual sedang ada keperluan, misalnya, penjual yang satunya dengan cepat bergeser posisi untuk melayani pembeli dagangan milik mitranya. Buku pelajaran menyebutnya simbiosis mutualisme, hubungan yang saling menguntungkan. Mengapa? Karena hidup dan kehidupan kita selalu membutuhkan bantuan orang lain. Banyak hal yang dengan kebersamaan, lebih mudah dikerjakan. Hasilnya pun terkadang lebih banyak. Dalam konsep ibadah: pahala sholat berjamaah lebih banyak daripada sholat sendirian. -Apapun suasana hati, kehidupan terus berjalan. Sepanjang mata memandang, terlihat para #PejuangKeluarga yang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Mereka, dan puluhan juta lainnya, tak mengenal tanggal merah di kalender kehidupannya. Apalagi cuti bersama dan libur panjang. Sebagian mereka hanya mengenal hari pasaran: Wage, Kliwon, Manis, Pahing, dan Pon. Sesekali, berbaurlah dengan mereka agar kerisauan kita tak semakin menjadi-jadi akibat pemberitaan tentang kemacetan libur panjang yang terus mengular, postingan “OTW” dan lalu-lalang foto-foto selfie di beragam destinasi wisata yang setiap waktu muncul di linimasa media sosial kita. Sesekali, lihatlah, ada kehidupan nyata yang benar-benar nyata. Dekatilah dan cermati dengan hati, agar kita tahu, bahwa ada dan bahkan banyak hal yang bisa membuat kita merasa tak lagi sendirian. Juga agar kita tak semakin merasa nestapa. Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah Seluruh aktifitas para #PejuangKeluarga tersebut, salah satunya, bisa dilakukan karena tubuh yang sehat. Terkadang, suatu hal baru kita rasakan pentingnya manakala tak lagi ada. Tak percaya? Cobalah mampir sejenak ke rumah sakit terdekat. Telusuri lorong-lorong dan selasarnya. Fokuskan ke bagian rawat inap. Sesekali, mungkin dari jendela yang terbuka, lihatlah ke dalamnya. Terlihatkah sosok-sosok yang lunglai di ranjang perawatan? Dengan botol infus bergantung di sisinya, dan mungkin 1 atau 2 kerabat di sisi lainnya? Atau bahkan sosok lainnya: yang tubuhnya penuh dengan aneka selang, termasuk selang oksigen? Dan mungkin di ujung lorong lainnya, satu atau dua sosok duduk di kursi dorong dengan segala kondisinya? Atau coba intiplah ke ruang UGD/ICU! Dengan senantiasa mendoakan agar mereka segera pulih dan sembuh, sesungguhnya, dengan segala perbedaan status sosial, pekerjaan, dan aneka sekat duniawi lainnya, apa yang saat ini benar-benar membedakan kita dengan mereka? Ya: kesehatan! Kita masih diberi sehat. Kita masih bisa menghirup okseigen, dengan segala campuran aroma lainnya, tanpa melalui selang. Kita masih bisa menatap langit dengan segala warna awannya. Beban hidup terkadang membuat kita lupa betapa banyak yang telah Allah berikan untuk kita. Kita akan sangat-sangat kesulitan untuk menghitungnya. Coba ingatlah kembali: sejak 1 Januari sampai tanggal 29 Desember 2017 hari ini, sekitar 362 hari, berapa hari kita sakit? Dan berapa hari kita sehat? Masih banyak sehatnya, 'kan? Lalu mengapa kadang begitu banyak anugerah yang kita terima menjadi kasat mata dan nyaris hilang dari ingatan kita hanya karena satu atau beberapa hal kecil lainnya, sehingga untuk bersyukur pun kita tak lagi berdaya? Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Arrahman: 13) Tersenyumlah dan mari awali hari ini dengan bersyukur dan optimis, apapun suasana hati kita hari ini. Karena, bukan hanya senyum mempermanis rupa seseorang tanpa biaya, tapi ia juga pertanda awal bahwa kita menyambut hari ini dengan sebuah semangat baru. Dan kita tak pernah tahu: gundah, luka dan nestapa di hati siapa yang sedikit terobati dengan senyum kita hari ini. Minimal hati kita sendiri Salam Luar Biasa! #TebarSemangatKebaikan #JanganTundaBerbuatBaik #OptimisLebihManis #BersyukurTambahMakmur *Dirangkai dengan tulisan lama Dzakiron http://bit.ly/maribijakdancerdas

Artikel Terkait



  • Digg
  • Delicious
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • 2 komentar:

    Farman Ikhlasul Amal mengatakan...

    Lah, jenengan ngenyang yo dadine murah...hehehehhe

    Dzakiron Pedia mengatakan...

    He...he...... Terminal Kalibening ID, Dijamin Ori. Hargane 3 M Kang: Murah, Meriah, Marem.

    Terima kasih sudah berkenan mampir. #SalamLuarBiasa!

    Posting Komentar

    Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar

    Next previous home