4 TIPS JITU BERSAHABAT DENGAN JERAWAT

Jerawat, menurut Wikipedia Indonesia, adalah suatu keadaan di mana pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah yang meradang. Jerawat adalah penyakit kulit yang cukup besar jumlah penderitanya. Kemungkinan penyebabnya adalah perubahan hormonal yang merangsang kelenjar minyak di kulit. Perubahan hormonal lainnya yang dapat menjadi pemicu timbulnya jerawat adalah masa menstruasi, kehamilan, pemakaian pil KB, dan stress.


Bagi kalangan muda, jerawat, yang menjadi salah satu ikon masa puber, identik dengan masalah. Tidak terlalu berlebihan memang, karena menurut situs Dokter Sehat, munculnya jerawat sering terjadi pada masa pubertas antara usia 14-19 tahun yang disebabkan oleh perubahan hormon pada remaja. Deteksi jerawat sejak dini sangat sulit sebab sebelum masa pubertas kulit anak akan mengalami pengelupasan tiga minggu sekali. Sedangkan ketika remaja, kulit mengelupas empat minggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 85% populasi mengalami jerawat pada usia 12-25 tahun, 15% populasi mengalaminya hingga usia 25 tahun. Jika tidak teratasi dengan baik, gangguan jerawat dapat menetap hingga usia 40 tahun.

Karena kehadirannya tak pernah diharapkan, maka biasanya segala cara diupayakan untuk menggusur jerawat dari kulit muka. Banyak yang sukses, tetapi tidak sedikit yang sampai kehabisan stamina berhadapan dengan benda mungil, yang (masih) menurut situs Dokter Sehat, “Selain menimbulkan bekas jerawat, efek utamanya adalah pada jiwa seseorang, seperti krisis percaya diri atau minder dan depresi. Komponen konsep diri yang sering terganggu pada remaja dengan munculnya jerawat yaitu gambaran diri (body image) dan harga diri, dimana pada masa remaja fokus individu terhadap fisik lebih menonjol dari periode kehidupan lain. Bentuk tubuh merupakan bagian dari gambaran diri, pada remaja yang berjerawat mengakibatkan perubahan bentuk tubuh dari remaja tersebut yang akan berdampak pada interaksi atau hubungan sosial di lingkungan, dimana remaja menjadi minder dan merasa tidak percaya diri yang akan mengakibatkan rendahnya harga diri.”

Berpegang pada ucapan bijak “kalau tak bisa mengalahkannya, cobalah bersahabat dengannya”, cobalah ikuti 4 tips jitu berikut. Siapa tahu, manakala jerawat telah dianggap sebagai sahabat, ia akan berbesar hati dan dengan tulus ikhlas meninggalkan wajah kita.

1.    Jaga kebersihan muka secara maksimal.
Kalau Sahabat sudah merasa menempuh segala upaya dalam menjaga kebersihan muka, tak ada salahnya meneliti kembali, barangkali ada yang masih terabaikan. Sisa make up yang tidak sempurna proses pembersihannya dapat mengakibatkan tersumbatnya pori-pori kulit muka. Itu kata ahli kulit, lho. Mencuci muka teratur dapat membantu membersihkan sisa kotoran pada muka.

Kala kulit muka mulai tegang karena keseriusan pekerjaan atau tugas sekolah, coba deh, dinginkan pakai air wudhu terus salat Dhuhur di masjid atau mushola terdekat. Adem. Sorenya, basuh kembali dengan air wudhu sebelum menunaikan Sholat Ashar tepat waktu. Tutuplah 12 jam pertama hari ini dengan air wudhu untuk Salat Magrib dan awali 12 jam berikutnya dengan air wudhu untuk Salat Isya kala kumandang adzan telah diperdengarkan. Paginya, awali aktifitas dengan segarnya air wudhu sebelum berjamaah Sholat Subuh di masjid. Kalau teratur, Insya Allah bibit komedo rontok dan yang sudah pergi kapok untuk balik lagi.

2.    Hindari kebiasaan bergonti-ganti obat anti jerawat.
Jangan mudah termakan rayuan iklan, karena rata-rata menggunakan kalimat bernada seolah-olah, seperti menyamarkan noda, membuat wajah tampak halus, dan sejenisnya. Akan sangat bermanfaat juga kalau Anda rajin membaca, atau minimal mencari informasi akurat yang terkait dengan jerawat. Pastikan obat yang dipakai sesuai dengan jenis kulit. Jangan mudah percaya dengan info yang kurang atau bahkan tidak jelas sumbernya yang bisa membuat Sahabat tambah bingung.

Oh ya, satu lagi hampir lupa: gunakan obat anti jerawat yang telah teruji kualitasnya dengan informasi yang benar-benar dapat dipahami. Baca dengan seksama petunjuk penggunaannya. Kalau tak yakin, hindari produk dengan bahasa yang sedikit, atau bahkan sama sekali tak bisa dipahami, misalnya Bahasa Inggris, Cina, atau lainnya. Bukan bermaksud apa-apa. Cuma untuk menghindari kesalahan penggunaan. Jangan-jangan tulisan di bungkusnya berbunyi “Untuk menumbuhkan dan memperlebat bulu”. Eh dipakai juga untuk mengatasi jerawat di muka. Terbayang kan repotnya kalau obat itu kemudian bereaksi sesuai fungsinya?

3.    Syukurilah Jerawat Sebagai Anugerah
Tidak semua orang mendapat karunia jerawat. Sadari juga bahwa jerawat yang Sahabat miliki telah memberikan peluang bagi banyak orang untuk bertahan hidup dan (sebagian lagi) meningkatkan taraf hidup. Pabrik obat anti jerawat dengan ratusan atau bahkan ribuan karyawan; pusat penelitian jerawat dengan banyak pekerja dan para dokter ahli beserta seluruh keluarganya; para artis bintang iklan, biro iklan, percetakan, rumah produksi beserta stasiun TV; sopir mobil yang mendistribusikan obat anti jerawat, yang sekaligus membelanjakan uangnya pada SPBU, warung makan, bengkel servis dan tambal ban; jaringan marketing sampai para penjual di apotek dan toko yang tersebar sampai ke pelosok pedesaan beserta buruh bongkar muat; dan sebagainya, adalah mereka yang kehidupan sehari-harinya bergantung pada penjualan obat anti jerawat, dan tentu saja, pada jerawat yang Sahabat dan sekian banyak penduduk Indonesia lainnya miliki.

Bisa dibayangkan akibatnya kalau detik ini semua jerawat lenyap dari muka bumi? Banyak sekali orang yang akan berduka karena kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan bagi keluarganya. Berarti, bertambah lagi pengangguran. Berarti juga, bertambah lagi masalah pemerintah. Berarti (lagi), dunia medis kehilangan salah satu bahan kajian riset ilmiah.

4.    Terakhir, sadarilah, No Body is perfect.
Tak ada manusia yang sempurna. Bahkan, terkadang, ketidaksempurnaan justru bisa menjadikan seseorang menjadi manusia istimewa. Banyak sekali manusia-manusia yang terlahir dengan ketidaksempurnaan, yang karena ketidaksempurnaan itu justru menjadi manusia-manusia “super”: menolak meratap dan menyerah, untuk kemudian dengan kekuatan yang luar biasa mereka bangkit serta menjadi inspirasi bagi orang lain.

Oh ya, terakhir (lagi), jangan lupakan satu hal: kita terlahir dengan spesifikasi unik. Tiada seorang pun di dunia ini yang sama persis seperti kita. Bila Allah Yang Maha Pandai telah meletakkan kita pada tempat yang teramat spesial, dimana tak ada seorang pun yang menyamai kita, kenapa kita tidak merasa spesial di hadapan manusia, yang (juga) makhlukNya, hanya karena jerawat?

Percayalah, selama matahari masih terbit di sebelah timur, berarti kita masih punya harapan meskipun jerawat yang kita miliki semakin sedikit (maksudnya, semakin sedikit tempat yang tersedia. He…he…he…) Sebab, selama matahari masih terbit di sebelah Timur berarti kita masih layak berharap. Mari, pupuk semangat dan tekad untuk senantiasa berbuat baik dan mendulang pencapaian baru di setiap awal pagi. Optimis lebih manis dan bersyukur tambah makmur. Sambut terbitnya matahari dengan angan, harapan, dan cita-cita tinggi. Jangan menunggu matahari terbenam, apalagi menunggu datang bulan. Tapi kalau memang sudah datang, ya siapkan saja pembalut. Simpel, kan?

Ramadhan penuh berkah dan ampunan. Semoga kita bisa menggapai dan memperoleh keduanya. Aaamiiin.

Salam Luar Biasa!

Artikel Terkait



  • Digg
  • Delicious
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar

    Next previous home