MUSHOLLA SEKOLAH KINI TAK SUNYI LAGI

“Mohon maaf, Pak, saya izin tidak ikut Sholat Dhuha” kata salah satu murid saya, beberapa waktu lalu.

“Mengapa? Haid, ‘kah?” tebak saya sambil tersenyum.

“Iya, Pak” jawabnya.

Sebagai satu-satunya siswi kelas 6 yang sudah haid, bagi saya, agak mudah menebak hal itu.

Dan begitulah, 2019 ini ada nuansa yang agak berbeda di SD. Kala tanda istirahat pertama berbunyi, musholla sekolah kini tak lagi sunyi karena secara bergantian, siswa kelas 6 meramaikannya dengan Sholat Dhuha. Bahkan di akhir Februari, beberapa siswa dari kelas lain juga sudah mulai ikut-ikutan.

Semua berawal dari diskusi ringan di tengah pelajaran tentang persiapan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) yang akan digelar pada tanggal 22-24 April 2019 sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Standar Nasional Nomor 0048/BSNP/XI/2018 tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Sekolah Berstandar Nasional Tahun Pelajaran 2018/2019.


Selain persiapan fisik berupa belajar, termasuk les atau pelajaran tambahan, saya menyampaikan panjang lebar tentang pentingnya persiapan mental berupa doa dan pendekatan kepada Allah jauh hari sebelum ujian. Di momen emas tersebut, saya juga memperkenalkan Sholat Dhuha, Sholat Tahajud, plus Puasa Sunnah Senin Kamis sebagai amalan luar biasa sekaligus pemanasan menjelang Ramadhan.

Di luar dugaan, sambutan mereka luar biasa. Bahkan akhirnya langsung mengerucut ke tata cara pelaksanaannya.

Minggu depannya, setelah upacara Hari Senin, saya diserbu beberapa siswa yang melaporkan bahwa mereka telah memulai Sholat Tahajud. Plus kejutan luar biasa untuk saya: makan sahur perdana untuk mengawali Puasa Sunah Senin-Kamis. Subhanallah. Sulit melukiskan perasaan saya kala itu. Terharu dan bahagia, pasti. Bercampur malu karena saya sendiri belum bisa istiqomah dalam melaksanakannya.


Di sisi lain, hal itu menjadi sangat istimewa bagi saya karena pembiasaan sholat tepat waktu setiap waktu masih terus berproses.

Tentu tak mudah menjaga semangat itu. Perlu konsistensi dan semangat yang luar biasa. Namanya juga anak-anak. Kadang asyik bermain sampai lupa Dhuhanan, kadang ada juga yang tak kuat menyelesaikan puasanya.

Di atas semua itu, menanamkan pemahaman sekaligus kesadaran untuk terus melakukannya, bukan hanya menjelang ujian sekolah saja, bagi saya, jauh lebih penting. Karena, ujian sekolah hanyalah salah satu bagian kecil dari puzzle besar kehidupan sementara ujian-ujian lainnya telah menanti sepanjang hidup. Tatkala sebentuk kesadaran itu muncul dari hati nurani, Insya Allah akan lebih lama bertahan daripada sekedar menjalankan program dari guru yang kemungkinan besar hanya berorientasi pada angka-angka nilai belaka.

Tulisan ini saya dedikasikan untuk para orang tua yang menjadi Tim Sukses, wabil khusus para Ibu yang ikut repot menyiapkan menu makan sahur. Semoga menjadi amal soleh yang mengiringi perjalanan putra-putrinya menuju tangga cita-cita mereka. Aaamiiin.

#RuangPraktik
#SuksesUjianSekolah2019
#BeraniJujurItuHebat

Artikel Terkait



  • Digg
  • Delicious
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar

    Next previous home