SETORAN HAFALAN: MENTRADISIKAN SEMANGAT BERIHTIAR MAKSIMAL

SETORAN HAFALAN: MENTRADISIKAN SEMANGAT BERIHTIAR MAKSIMAL
Awalnya, di 2017, saya ingin peserta didik saya di SDN 01 Tenogo lebih menguasai bacaan-bacaan sholat dan doa-doa harian. Di sisi lain, hafalan bagi sebagian anak masih menyerupai monster yang menakutkan. Di tahun tersebut, saya meletakkan setoran hafalan di bagian akhir pelajaran. Karena durasi waktunya terbatas, hasilnya belum begitu menggembirakan.


Di 2018, saya mencoba menggunakan pola interaktif. Artinya: anak yang merasa sudah siap bisa menyetorkan hafalannya pada saat istirahat atau setelah selesai jam sekolah. Kalau yang belum siap bisa menonton dulu sekalian mempertajam hafalannya. Waktunya berlangsung sepanjang semester genap dan ditarget selesai pada Bulan Ramadhan.

SETORAN HAFALAN: MENTRADISIKAN SEMANGAT BERIHTIAR MAKSIMAL

Untuk memotivasi sekaligus memberikan ruang bagi orang tua/wali murid untuk memantau, cek list hafalan saya tempelkan di bagian belakang Buku Kegiatan Bulan Ramadhan (BKBR). Plus kolom tanda tangan orang tua di hafalan yang telah disetor.

SETORAN HAFALAN: MENTRADISIKAN SEMANGAT BERIHTIAR MAKSIMAL

Alhamdulillah, grafiknya cenderung naik bertahap. Anak-anak sudah mulai terlihat terbiasa dengan sistem setoran tersebut. Kadang saat saya baru saja turun dari sepeda motor di tempat parkir, banyak anak-anak yang sudah mendaftarkan setorannya. Saat istirahat, bila jumlahnya di bawah lima anak, saya menerima setoran di kantor. Namun bila massal, ruang kelas adalah pilihan yang lebih nyaman.

SETORAN HAFALAN: MENTRADISIKAN SEMANGAT BERIHTIAR MAKSIMAL

Pada 2019 ini, saya coba naikkan standarnya: setoran hafalan doa-doa sholat yaitu doa sesudah wudhu, iftitah, rukuk, duduk di antara dua sujud, dan tahiyat akhir; menjadi syarat penerimaan BKBR. Artinya: yang sudah menyelesaikan hafalan bisa menerima BKBR lebih dulu. Dan alhamdulillah, metode “semikompetisi” ini efeknya luar biasa. Semangat anak-anak terdongkrak drastis dimana efek sampingnya langsung terlihat nyata di antrian daftar setoran.

Bagaimana untuk anak yang belum menyelesaikan hafalannya, atau bahkan tak hafal sama sekali? Tak perlu khawatir. Karena kemampuan anak tak sama dimana masing-masing adalah individu unik dengan perbedaan karakteristik, maka untuk kelompok ini, setoran hafalan lebih menyerupai pemicu dan pemacu serta penghargaan atas ihtiar maksimal yang telah dilakukan. Di minggu terakhir sebelum Ramadhan, semuanya dipastikan memperoleh BKBR.


Tulisan ini didedikasikan untuk para orang tua, baik yang sehari-hari berkesempatan mendampingi putra-putrinya di rumah, maupun yang karena satu dan lain hal berada jauh di luar kota. Semua tak lebih hanya sebuah ikhtiar untuk semakin mendekatkan anak dengan ibadah sholat untuk kemudian, kita, guru di sekolah dan orang tua/wali murid di rumah, bersama-sama merawat dan memupuk semangat beribadah itu supaya terus terpelihara dan berakar kokoh sehingga menjadi pembiasaan dan karakter yang melekat dalam hidup dan kehidupan mereka. Agar kelak, kesadaran untuk menegakkan sholat tepat waktu setiap waktu bisa mendarah daging dan menyatu dengan setiap helaan nafas, denyut nadi dan detak jantung mereka. Aaamiiin.


Teriring doa semoga Allah yang Maha Pemurah senantiasa memberikan kita kekuatan untuk istiqomah, tegur sapa dan kritik saran kiranya berkenan untuk disampaikan melalui grup WA, pesan pribadi, dan sebagainya, sebagai bentuk kepedulian dan upaya peningkatan kualitas kegiatan di masa-masa mendatang.

Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Kawasan Pegunungan Selatan Kabupaten Pekalongan;
5 Mei 2019/1 Syawal 1440, bakda Isya

Artikel Terkait



  • Digg
  • Delicious
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar

    Next previous home